cara membuat es krim dengan sistem koloid
Untukmembuat dan menyimpan es krim sehingga kelembutan dan rasa yummy-nya terpelihara, kuncinya adalah kimia. Tanpa sifat koligatif larutan atau sifat-sifat koloid tidak mungkin es krim lezat bisa diproduksi. Akan tetapi peningkatan harus terus dilakukan dengan cara formal seperti mengikuti penataran, lokakarya,
Koloidpelindung adalah koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar menjadi stabil. Misalnya penambahan gelatin pada pembuatan es krim dimaksudkan agar es krim tidak dapat memisah sehingga tetap terus kenyal, serta penambahan gum arab dalam pembuatan semir dan lain-lainnya. Penerapan Koloid Pelindung dalam kehidupan sehari-hari.
Kebanyakankrim cukur terdiri dari 20-30% sabun dan hingga 10% emolien, pengemulsi, gliserin, dan bahan pembusa. Krim encer (aerosol) dikeluarkan dari kaleng bertekanan dengan bantuan hidrokarbon propelan. 6.Kue Chocolate Chip. Kue chocolate chip adalah contoh sederhana dari campuran heterogen.
Tujuandari proses homogenisasi adalah untuk membentuk adonan yang seragam dan permanen dengan cara mereduksi ukuran butiran lemak hingga diameternya tidak lebih dari 2 mikrometer, membantu pencampuran adonan, memperbaiki tekstur dan penerimaan es krim, mereduksi waktu aging, meningkatkan pengembangan serta menghasilkan produk yang seragam
EsKrim IPA3 Bandung, Jawa Barat, Indonesia Hallo! Kami adalah kelompok Kimia dari 12 IPA 3, SMAN 6 Bandung yang mendapatkan tugas dalam membuat salah satu produk koloid yaitu Es Krim. Di sini kami berbagi segala hal tentang es krim. Banyak sekali manfaat dan pengetahuan yang dapat diambil dari blog kami. Selamat membaca☺ Lihat profil lengkapku
Günstiger Urlaub Single Mit 2 Kindern. ES KRIM Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Sengkeran-interniran gegana nan terserah berperanan lakukan menyerahkan tekture lembut pada es krim tersebut. Tanpa adanya gegana, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu dingin dan plus bergajih. Es krim dengan rahim udara lebih banyak akan terasa kian cair dan lebih hangat sehingga tidak eco dimakan. Walaupun es krim tertumbuk pandangan andai wujud yang padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak ada lima onderdil penyusun, merupakan krim, skim, air, sukrosa, dan stabilizer. Bilangan air dalam es krim antara 60-62%, jika air terlalu banyak maka es krim menjadi agresif, jika air terlalu terbatas maka es krim akan menjadi sesak padat. Untuk boleh creamy, 60-62% itu sudah matra yang teruji. Dengan demikian maka garis hidup bahan kering yaitu 38-40%. Internal pembuatan es krim terjadi 2 proses koloid, yaitu 1. Emulsi enceran Emulsi cair yaitu dimana satu zat hancuran terdispersi privat zat cair. Hal ini dibuktikan yaitu pencampuran lemak dengan air. Kandungan lemak dan air yang terkandung intern susu. 2. Pelembungan cair Ruap larutan adalah dimana suatu gas terdispersi internal zat cair. Peristiwa ini dibuktikan dengan pencampuran krim hasil pencampuran telur dan gula nan menghasilkan busa dan mencampurkan campuran tersebut kedalam zat cair yang berupa buah dada. Pembuatan es krim termasuk kedalam pembuatan produk koloid secara dispersi. Cara dispersi yakni dengan mengingkari atom-partikel kasar yang terdapat dalam sukrosa dan krim menjadi molekul koloid. Pembuatan es krim tepatnya dibuat dengan dispersi mekanik adalah dengan menggunakan mixer. Objek-target yang digunakan kerumahtanggaan pembuatan es krim adalah legit tetek, padatan susu tanpa lemak, sukrosa, alamat penstabil, emulsifier, flavor, dan total padatan. Lemak susu adalah bahan utama pembuat es krim. Legit susu mampu memberikan flavor nan kaya, sahaja tidak memberikan efek penerjunan bintik beku karena tidak larut serta membidik memperlambat lampias whipping pembusaan. Pertambahan kadar lemak bisa mencegah pembentukan batu belanda es yang raksasa sejauh proses pengentalan es krim. Padatan susu tanpa lemak susu skim memiliki komponen utama laktosa, protein, dan mineral. Laktosa menyerahkan rasa manis dan mempertahankan palatabilitas es krim. Zat putih telur meningkatkan kredit gizi, meningkatkan viskositas dan resistensi pelelehan, menaruh titik beku, menyerap sebagian air dalam adukan sehingga diperoleh tekstur yang lumat. Target enggak yang digunakan dalam pembuatan es krim adalah sukrosa. Sukrosa digunakan sebagai sumur karbohidrat. Gula ibarat pemanis makanan sering digunakan dan berbimbing dengan rasa lezat serat disukai. Fungsi terdahulu sukrosa yakni mempertinggi citarasa sehingga bisa meningkatkan penerimaan konsumen. Konsentrasi sukrosa yang sesak janjang dapat menutupi citarasa yang diinginkan, cuma bila adv minim akan terasa dingin. Selain itu penambahan gula boleh meningkatkan kekentalan dan memperbaiki tekstur. Bahan penstabil dalam pembuatan es krim yakni koloid hidrofilik yang dapat mengedrop konsentrasi air bebas dengan menyerap air tersebut sehingga akan mengurangi kristalisasi es, memperkecil intan imitasi es, dan dapat meningkatkan kehalusan tekstur. Jenis-jenis penstabil nan seremonial digunakan dalam frozen dessert terbagi menjadi beberapa kategori yakni a protein misalnya gelatin, b plant exudates misalnya arabic, ghatti, karaya, dan tragacant ums, c sed gums misalnya locust carob bean, guar, dan psyllium, d microbial gums, misalnya santhan, e seaweed extract misalnya semoga, alginat, dan karagenan, f pectin misalnya low dan high methoxyl, g selulosa misalnya Carboxy Methyl Cellulose CMC, dan lain-lain. Pembuatan es krim sebenarnya sederhana saja, yakni sebaur bahan-incaran dan kemudian mendinginkannya. Air murni pada tekanan 1 ruang angkasa akan berpadu lega suhu 00C. Tetapi, bila ke dalam air dilarutkan zat lain, titik beku air akan menurun. Bintang sartan, cak bagi membekukan adonan es krim pun memerlukan suhu di bawah 00C. Awalnya, suhu es itu akan kurang dari 00C, Namun, permukaan es nan berkontak berbarengan dengan gegana akan lekas naik suhunya mencapai 00C dan sebagiannya akan mencair. Suhu campuran es dan air tadi akan konsisten 00C selama esnya belum semuanya mencair. Begitu juga disebut di atas, jelas paduan es krim tidak membeku pada suhu 00C akibat sifat koligatif penghamburan noktah beku. Bila ditaburkan rendah garam ke paduan es dan air tadi, kita mendapatkan keadaan nan berlainan. Air lelehan es dengan segera akan mencairkan garam yang kita taburkan. Dengan demikian, kristal es akan terapung di enceran garam. Karena cair garam akan mempunyai titik beku yang lebih rendah dari 00C, es akan turun suhunya sebatas titik beku air garam tergapai. Dengan perkenalan awal lain, campuran es krim tadi dikelilingi maka itu enceran garam nan temperaturnya lebih adv minim dari 00C sehingga kocokan es krim itu akan bisa mengkristal. Kalau campuran itu belaka dibiarkan semata-mata mendingin enggak akan dihasilkan es krim, melainkan gumpalan padat dan rapat pintar intan buatan-kristal es yang tidak akan enak kalau dimakan. Bila diinginkan es krim nan enak di mulut, sejauh proses pemejalan tadi adonan harus diguncang-goyang. Pengocokan alias pengadukan campuran sepanjang proses pembekuan ialah kunci intern pembuatan es krim yang baik. Proses pengguncangan ini bertujuan ganda. Pertama, bagi mengecilkan format kristal es yang terbentuk; semakin kecil ukuran kristal esnya, semakin halus es krim yang terbentuk. Kedua, dengan proses ini akan terjadi pencampuran awan ke dalam adonan es krim. Gelembung-gelembung udara nan tercampur ke intern adonan inilah yang menghasilkan pelembungan yang seragam homogen. Sebagai lampiran, pada komoditas komersil diberi emulsifier, pewarna, dan perasa. Sebagai emulsifier lazimnya digunakan lesitin, gliserol monostearat atau yang lainnya. Emulsifier ini berguna untuk membangun distribusi struktur lemak dan udara yang menentukan intern mewujudkan sifat rasa/tekstur halus dan pelelehan nan baik. Sementara itu pencelup dan perasa bisanya majemuk tersangkut pada selera pasar.
Pembuatan Koloid – Halo Grameds, dalam artikel kali ini kita akan membahas tentang koloid. Mulai dari pengertian, jenis, sifat, hingga cara pembuatan koloid. Saat membaca artikel ini, kamu mungkin belum terbayang apa itu koloid, bentuknya seperti apa. Tak apa, Grameds, sebab kata “koloid” memang jarang digunakan di kehidupan sehari-hari. Namun, bukan berarti kamu gak pernah menemukannya sama sekali, ya. Sebab koloid ada di sekitar kita. Waktu kecil dulu, Grameds pasti pernah jajan agar agar yang dijual di depan sekolah, di pinggir jalan, atau di mana saja deh! Agar agar merupakan makanan berupa gel yang diolah dari rumput laut. Nah menurut ilmu kimia, gel termasuk ke dalam koloid. Koloid sendiri merupakan satu dari tiga jenis campuran yang ada dalam kimia, dua lainnya adalah larutan serta suspensi. Selain agar agar, susu, es krim, mayones, sampo, dan juga tinta merupakan contoh koloid lain yang bisa kamu temukan dengan mudah. Biar kamu mendapat pencerahan, mari langsung saja masuk ke dalam pembahasan tentang koloid. Sebenarnya Koloid Itu Apa, Sih?Jenis-Jenis Koloid1. Sol Padat2. Sol3. Aerosol Padat4. Aerosol5. Emulsi Padat6. Emulsi7. Buih Padat8. BuihSifat-Sifat Koloid1. Efek Tyndall2. Gerak Brown3. Adsorpsi4. Koagulasi Koloid5. Dialisis6. Elektroforesis7. Koloid Liofil dan Liofob8. Koloid PelindungPembuatan Koloid1. Kondensasi2. Dispersia. Secara mekanikb. Secara peptisasic. Secara busur berdia berdigManfaat Koloid dalam Kehidupan Sehari-HariKategori Ilmu BiologiMateri IPA Sebenarnya Koloid Itu Apa, Sih? Koloid adalah jenis campuran heterogen yang berasal dari dispersi suatu zat ke dalam zat lain yang dicampurkan. Maka dari itu, kalau Grameds belajar tentang campuran yang satu ini, pasti akan menemukan istilah “fase terdispersi” dan “medium pendispersi”. Oke, ada istilah baru yang kamu tak tahu artinya apa. Tapi jangan menyerah dulu, pembahasan masih panjang. Fase terdispersi adalah zat yang menyebar secara merata di dalam zat yang lainnya. Lalu, medium pendispersi sendiri merupakan penyebab dari penyebaran secara merata pada fase terdispersi tadi. Biar lebih mudah dipahami, mari kita pakai contoh santan. Kamu tahu santan? Yup, cairan berwarna putih yang sering digunakan ibu untuk memasak. FYI aja, santan ternyata memiliki butiran minyak di dalam air. Butiran minyak tadi adalah zat yang menyebar fase terdispersi, sedangkan air menjadi penyebab penyebarannya medium pendispersi. Seperti yang sudah disebutkan di awal tadi, dalam kimia ada 3 jenis campuran. Pertama koloid, kedua larutan, dan ketiga suspensi. Nah apa bedanya antara ketiga jenis campuran ini? Mudahnya, koloid adalah campuran antara suspensi dan larutan. Berarti koloid bukan suspensi sekaligus bukan larutan. Karena berada di tengah-tengah, koloid termasuk ke dalam campuran yang metastabil alias bisa terpisah dalam waktu tertentu. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa melihat tabel perbandingan antara larutan, suspensi, dan juga koloid di bawah ini Larutan Koloid Suspensi Tidak bisa disaring Bisa disaring tapi hanya dengan membran semipermeabel bisa disaring 1 fase 2 fase 2 fase stabil stabil Tidak stabil, antara zat pasti akan memisah. homogen heterogen heterogen Ukuran diameter partikel nya 10-5cm Untuk memahami lebih dalam tentang suspensi, larutan, dan koloid, Grameds bisa membaca buku Kimia Dasar Prinsip-Prinsip & Aplikasi Modern Edisi 9 Jilid 1 yang ditulis oleh Petrucci. Jenis-Jenis Koloid Koloid bisa dibagi menjadi 8 jenis berdasarkan perbedaan antara fase terdispersi dan medium pendispersinya. Simak penjelasan masing-masing jenisnya di bawah ini. 1. Sol Padat Sol padat mempunyai fase terdispersi dan medium pendispersi yang padat. Jenis koloid ini terbentuk karena adanya pengaruh suhu dan tekanan yang menghasilkan padatan kokoh serta keras. Salah satu contoh sol padat adalah kaca berwarna. 2. Sol Jenis koloid sol mempunyai fase terdispersi yang padat dalam medium pendispersi cair yang sifatnya tidak mudah berubah. Jadi, yang membedakan antara sol dengan sol padat adalah medium pendispersinya. Contoh dari sol adalah cat tembok. 3. Aerosol Padat Aerosol mempunyai fase terdispersi padat di dalam medium pendispersi gas. Misalnya, asap kendaraan. Grameds tentu pernah kelilipan saat ada motor atau mobil yang mengeluarkan asap cukup tebal, bukan? Nah, penyebab kelilipan tersebut adalah padatan fase terdispersi yang berada di dalam asap medium pendispersi. 4. Aerosol Aerosol merupakan jenis koloid yang mempunyai fase terdispersi cairan di dalam medium pendispersi gas. Jadi, yang membedakan aerosol dengan aerosol padat adalah fase terdispersinya. Dan aerosol sendiri tidak dapat bertahan lama. Contohnya seperti parfum yang wanginya bisa hilang dalam waktu tertentu. Ketika kamu menyemprotkan parfum ke udara, cairan parfumnya fase terdispersi akan tersebar di udara yang berwujud gas medium pendispersi. 5. Emulsi Padat Jenis koloid yang kelima adalah emulsi padat. Koloid ini memiliki fase terdispersi cairan dan medium pendispersi padat. Seperti agar agar yang merupakan campuran antara air fase terdispersi dengan bubuk agar agar medium pendispersi. Saat kamu memanaskan bubuk agar agar di air, serat dari agar agarnya akan bergerak dengan bebas kemudian merapat ketika didinginkan. In other words, air menyebar dalam partikel agar agarnya. 6. Emulsi Koloid yang fase terdispersi dan medium pendispersinya adalah cairan disebut dengan emulsi. Jenis ini umumnya tidak saling bercampur seperti susu. Penyebabnya karena ada perbedaan antara level kepolarannya. Dalam susu, partikel air dan susu punya level kepolaran yang berbeda, sehingga keduanya tidak bisa bercampur secara sempurna. Maka dari itu, susu termasuk ke dalam kategori koloid, bukan larutan. 7. Buih Padat Buih padat adalah jenis koloid dengan fase terdispersi gas dan medium pendispersinya padat. Misalnya seperti spons yang terlihat padat tapi saat dipencet ternyata hanya berisi udara. 8. Buih Jenis koloid yang kedelapan adalah buih yang fase terdispersinya berupa gas dan medium pendispersinya adalah cairan. Misalnya seperti buih sabun. Kalau diperhatikan, di dalam buih sabun ada udara fase terdispersi yang terjebak di dalam larutan sabun medium pendispersi, bukan? Sifat-Sifat Koloid Karena koloid adalah hasil dari campuran dua zat, maka dia jadi punya sifat sendiri yang berbeda dari pembentuknya, yaitu 1. Efek Tyndall Sifat pertama dari koloid adalah Efek Tyndall yang menyatakan bahwa partikel koloid dapat menghamburkan cahaya. Kalau kamu penasaran bagaimana maksudnya, coba ambil dua gelas. Gelas pertama isi dengan air, lalu gelas yang kedua isi dengan susu. Setelah itu, ambil hp kamu kemudian nyalakan flash-nya dan arahkan cahaya dari hp ke gelas pertama serta yang kedua. Lihat perbedaannya, harusnya cahaya yang diarahkan ke gelas pertama tidak akan bisa terlihat. Sedangkan di gelas yang kedua bisa terlihat jejaknya. Mengapa bisa begitu? Jawabannya karena cahaya yang diarahkan ke air yang merupakan larutan, kemudian diteruskan oleh air jadi tidak bisa dilihat. Namun, cahaya yang diarahkan ke susu koloid akan dihamburkan jadi jejaknya terlihat. 2. Gerak Brown Sekitar tahun 1827-an, Robert Brown yang berprofesi sebagai botanis, berhasil mengamati pergerakan partikel koloid. Menurut hasil pengamatannya, secara mikroskopis partikel koloid bergerak secara acak dengan jalur yang zig-zag ketika berada dalam medium pendispersi. Gerakan ini diakibatkan oleh tumbukan antara partikel koloid dengan medium pendispersi. 3. Adsorpsi Singkatnya, adsorpsi adalah sebutan untuk peristiwa menempelnya ion ke permukaan koloid karena partikel koloid memiliki kemampuan untuk menarik partikel-partikel yang kecil. Dan kemampuan ini muncul akibat tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi. Menariknya, saat partikel koloid mengadsorpsi ion dengan muatan positif, maka koloidnya ikut bermuatan positif. Sebaliknya, jika yang diadsorpsi adalah ion bermuatan negatif, maka koloidnya jadi bermuatan negatif. Selain ion, partikel koloid juga bisa menyerap muatan listrik statis. Sifat adsorpsi bisa kamu temukan dalam kehidupan sehari-hari karena dimanfaatkan dalam beberapa hal. Seperti dalam pembuatan silika dan aluminium gel, masker polusi, pembuatan obat-obatan, masker gas arang, pemurnian air menggunakan tawas, atau jendela berkabut. Buat kamu yang penasaran bagaimana kimia dapat membantu dalam proses pembuatan obat, buku Kimia Medisinal Dasar-Dasar Dalam Perancangan Obat karya PROF. MUCHTARIDI, APT, Prof. Muchtaridi, Apt merupakan sumber belajar yang tepat. 4. Koagulasi Koloid Koagulasi koloid merupakan proses penggumpalan partikel koloid. Jika koloid bermuatan dihubungkan dengan muatan yang sama jenisnya maka mereka akan tolak menolak dan tidak menggumpal. Akan tetapi, jika muatan koloidnya dinetralkan, mereka tidak akan tolak menolak dan akan menyatu atau menggumpal sehingga terjadilah koagulasi. Dengan kata lain, koagulasi koloid hanya bisa terjadi jika koloid tidak memiliki muatan atau dinetralkan. Cara-cara yang biasa digunakan untuk menetralkannya adalah Mencampurkan koloid positif dan koloid negatif agar muatannya jadi saling menetralkan. Menambahkan larutan elektrolit pada koloid bermuatan negatif atau positif Misalnya seperti telur yang berubah menjadi menggumpal saat dipanaskan. Pembusukan, pendinginan, atau pengadukan. Contoh lain dari koagulasi koloid dalam kehidupan sehari-hari adalah susu basi yang berubah bentuknya jadi menggumpal. 5. Dialisis Sifat yang kelima, yaitu Dialisis, merupakan proses pemurnian koloid dari ion-ion yang mengganggunya. Caranya dengan menggunakan membran semipermeabel. Jadi saat air dialirkan ke koloid, koloid akan mendorong ion untuk keluar. Mengapa hanya ion yang keluar? Hal ini karena ukuran ion lebih kecil daripada membran semipermeabel sedangkan koloid ukurannya lebih besar. Jadi, ketika koloid bermuatan ion pengganggu melewati membran semipermeabel, ion pengganggunya akan terpisah. Sifat ini digunakan dalam proses cuci darah atau hemodialisis. 6. Elektroforesis Elektroforesis merupakan pergerakan partikel koloid di dalam medan listrik. Manfaat sifat ini biasanya digunakan pada proses pemisahan potongan gen dalam bioteknologi. Misalnya proses penyaringan debu pabrik di dalam cerobong asap. Selain itu, elektroforesis biasa diterapkan dalam identifikasi DNA atau dalam proses pendeteksian kelainan genetik. 7. Koloid Liofil dan Liofob Sifat liofil dan liofob biasanya ditemukan dalam koloid berjenis sol. Jadi bisa dibilang bahwa sol mempunyai dua jenis, yaitu sol liofil dan sol liofob. Sol liofil merupakan sol yang partikel zat terdispersinya mampu menarik medium terdispersinya karena di dalamnya terdapat ikatan hidrogen. Sifat sol liofil biasanya lebih kental, memiliki ukuran partikel yang besar, dan memiliki sifat gerak brown yang kecil. Sedangkan sol liofob merupakan sol yang partikel zat terdispersinya tidak mampu menarik medium pendispersinya sehingga tidak ada proses interaksi di dalamnya. Sifat sol liofob biasanya lebih encer daripada sol liodil. 8. Koloid Pelindung Karena sol liofil mempunyai sifat yang dapat menarik, maka dia biasa digunakan sebagai pelindung sol liofob agar tidak terjadi koagulasi meskipun di dalamnya ada larutan elektrolit. Contohnya seperti gelatin pada es krim yang membuat es krim tetap menyatu dan mempertahankan kekenyalannya. Selain itu, beberapa kegiatan manusia lain yang memanfaatkan sifat koloid pelindung adalah Menambahkan minyak silikon pada cat Menambahkan kasein pada susu Menambahkan lestin pada margarin Pembuatan Koloid Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, koloid bukan larutan dan bukan suspensi alias berada di tengah-tengah. Karena dia berada di tengah-tengah, maka koloid ini bisa diciptakan dari larutan dan suspensi. Proses pembuatan koloid sendiri biasanya dibagi menjadi dua, yaitu kondensasi dan dispersi. 1. Kondensasi Kondensasi merupakan proses pembuatan koloid larutan yang dalam prosesnya dibagi lagi menjadi dua, yaitu secara fisika dan secara kimia. Secara fisika, prosesnya dilakukan dengan mengubah pelarut. Sementara secara kimia melibatkan beberapa reaksi kimia seperti Reaksi redoks, reduksi, dan oksidasi Reaksi hidrolisis Reaksi substitusi atau reaksi dekomposisi rangkap 2. Dispersi Dispersi adalah kebalikan dari kondensasi, artinya ini merupakan proses pembuatan koloid dari suspensi. Proses ini mengubah partikel koloid yang besar menjadi partikel yang lebih kecil. Dalam proses pembuatan koloid yang dengan teknik dispersi, dibedakan menjadi tiga proses. Pertama secara mekanik, kedua secara peptisasi, dan ketiga secara busur berdia. a. Secara mekanik Pembuatan koloid secara mekanik biasa dilakukan dengan cara menggerus atau menumbuk agar partikel koloid jadi mengecil. Setelah itu, ditambahkan medium zat cair panas. Misalnya seperti sol belerang yang dibuat dengan cara menggerus serbuk belerang dengan zat inert mirip gula pasir lalu dicampurkan dengan air. b. Secara peptisasi Cara ini biasanya dilakukan dengan menambahkan ion yang satu jenis dengan suatu endapan. Misalnya agar agar yang dipeptisasi oleh air, karet dipeptisasi oleh bensin, lalu nitroselulosa dipeptisasi oleh aseton, dan yang lainnya. c. Secara busur berdia berdig Prinsip dari cara ini adalah dengan mengalirkan arus dengan tegangan tinggi pada dua buah elektroda. Elektroda ini merupakan logam dan harus dicelupkan pada air. Awalnya atom-atom logam akan terlempar ke dalam air. Setelah itu, atom-atom tersebut akan mengalami kondensasi dan menjadi partikel koloid. Dengan kata lain, cara ini adalah gabungan dari cara kondensasi dan cara dispersi. Manfaat Koloid dalam Kehidupan Sehari-Hari Setelah mengetahui apa itu koloid, jenis, sifat, dan cara pembuatan koloid, Grameds tentu penasaran apa manfaat koloid dalam kehidupan sehari-hari. Sebab meskipun istilahnya jarang sekali digunakan, namun manfaatnya sangat erat dengan kehidupan manusia. Contohnya seperti Dalam industri kosmetik, koloid biasanya digunakan untuk membuat sampo, deodoran, foundation, pembersih wajah, serta pelembab badan. Dalam industri tekstil, koloid sol biasa dimanfaatkan untuk mewarnai pakaian Dalam industri farmasi, koloid digunakan dalam proses membuat obat-obatan Dalam industri sabut, koloid sangat bermanfaat untuk menghasilkan sabun atau detergen. Dalam industri makanan, koloid bermanfaat untuk membuat kecap, susu, mayones, mentega, dan saus. Dalam dunia kesehatan, koloid bisa digunakan untuk mengidentifikasi DNA, atau proses cuci darah. Di sekolah, koloid biasanya diajarkan untuk siswa kelas 11. Buat kamu yang baru naik ke kelas 11, sebaiknya jadikan buku Sma/Ma Kls XI Penuntun Belajar Kimia Teori & 1551 Soal karangan Budiman Anwar sebagai sumber pelajaran tambahan untuk melengkapi materi yang kamu terima di kelas nanti. Materi pada bab di buku ini dibuat sangat lengkap agar bisa digunakan sebagai sumber rujukan siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan pemahamannya terhadap konsep-konsep kimia secara mandiri serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pembahasan tentang koloid mulai dari pengertian hingga cara pembuatan koloid. Semoga semua pembahasan artikel di atas bisa bermanfaat untuk Grameds. Jika ingin mencari buku tentang kimia, kamu bisa menemukannya di Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi LebihDenganMembaca. Penulis Gilang BACA JUGA ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Sel-sel udara yang ada berperanan untuk memberikan texture lembut pada es krim tersebut. Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu dingin dan terlalu berlemak. Es krim tidak lain berupa busa gas yang terdispersi dalam cairan yang diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es krim tampak sebagai wujud yang padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak ada lima komponen penyusun, yaitu krim, skim, air, gula, dan stabilizer. Kadar air dalam es krim antara 60-62%, jika air terlalu banyak maka es krim menjadi kasar, jika air terlalu sedikit maka es krim akan menjadi terlalu padat. Untuk bisa creamy, 60-62% itu sudah ukuran yang teruji. Dengan demikian maka kadar bahan kering adalah 38-40%. Es krim dengan kandungan udara lebih banyak akan terasa lebih cair dan lebih hangat sehingga tidak enak dimakan. Bahan penstabil dalam pembuatan es krim merupakan koloid hidrofilik yang dapat menurunkan konsentrasi air bebas dengan menyerap air tersebut sehingga akan mengurangi kristalisasi es, memperkecil kristal es, dan dapat meningkatkan kehalusan tekstur. Jenis-jenis penstabil yang biasa digunakan dalam frozen dessert terbagi menjadi beberapa kategori yaitu a protein misalnya gelatin, b plant exudates misalnya arabic, ghatti, karaya, dan tragacant ums, c sed gums misalnya locust carob bean, guar, dan psyllium, d microbial gums misalnya xanthan, e seaweed extract misalnya agar, alginat, dan karagenan, f pectin misalnya low dan high methoxyl, g selulosa misalnya Carboxy Methyl Cellulose CMC, dan lain-lain. Membuat ice cream menggunakan metode kondensasi Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada umumnya dilakukan dengan cara kimia dekomposisi rangkap, hidrolisis, dan redoks atau dengan penggatian pelarut. Cara kimia tersebut bekerja dengan menggabungkan partikel-partikel larutan atom, ion, atau molekul menjadi pertikel-partikel berukuran koloid.
Unduh PDF Unduh PDF Berikut ini adalah cara membuat es krim di dalam kantong plastik bahkan tanpa menggunakan lemari pembeku! Murah, mudah, lezat, dan dijamin memuaskan. Resep ini cukup untuk satu orang dan dapat dimakan langsung dari dalam kantong-atau buatlah resep ini agar jadi dalam jumlah besar untuk tambahan dalam pesta apapun; setiap anak pasti akan sangat senang saat membuat es krim mereka sendiri. Terlebih lagi, sisa proses pembuatan es krim ini sangat mudah dibersihkan. Bahan 2 sendok makan 30 gr gula putih 200 gr krim half & half 1/2 sdt 2,5 gr ekstrak vanili Catatan Susu atau krim kocok kental dapat digunakan sebagai pengganti krim half and half, namun setiap bahan akan memberikan hasil yang berbeda-beda. Langkah 1 Campurkan gula, krim half and half, dan vanili dalam kantong berukuran 500 ml. Aduk bahan-bahan tersebut hingga kekentalannya merata. Apabila es krim vanila bukanlah es krim favorit Anda, tambahkan buah atau saus coklat ke dalam campuran krim Anda. Anda dapat melakukan langkah ini di dalam mangkuk, tetapi buat apa mengotori mangkuk tersebut jika tidak perlu? Pastikan gulanya larut! 2 Tutup erat kantong tersebut. Juga tekan keluar kelebihan udara dari dalam kantong. Terlalu banyak udara di dalam kantong dapat memaksa kantong tersebut terbuka saat Anda khawatir kantong tersebut bocor, gandakan kantong wadah adonan es krim Anda. Lebih kecil kemungkinannya untuk bocor namun mungkin butuh waktu lebih lama bagi es krim itu untuk dapat cukup membeku. 3 Letakkan garam dan es ke dalam kantong berukuran 3,8 liter. Kantong tersebut harus terisi sekitar setengah penuh. Garam kasar, Garam Kosher, dan garam batu adalah garam yang terbaik, namun garam meja juga dapat digunakan. Akan tetapi, ketahuilah bahwa dengan semakin kecilnya butiran garam yang digunakan Anda mungkin akan mendapatkan hasil yang semakin jelek. Letakkan kantong ukuran 500 ml yang sudah ditutup rapat ke dalam campuran garam dan es. Garam dan es akan membekukan adonan krim tersebut bukan menjadi bagian dari adonan. Tekan keluar udara ekstra dalam kantong yang lebih besar dan tutup rapat juga kantong tersebut. 4 Kenakan sarung tangan dan mulailah mengocok adonan tersebut. Jika tidak ada sarung tangan, gunakan handuk. Tangan Anda akan membutuhkan penghalang antara mereka dengan suhu yang sangat dingin. Kocok selama 5 sampai 10 menit. Setelah waktu tersebut, periksa kekentalan es krim dan lihat apakah es krim sudah siap. 5 Santap atau sajikan. Setelah cukup mengocok, keluarkan adonan es krim sebelum membuka segel kantong. Jangan sampai ada es batu atau garam yang masuk dalam es krim! Raih sendok dan nikmatilah! Es krim sudah siap. Atau potong ujung kantong plastik dan tekan keluar es krim tersebut ke dalam mangkok. Iklan Tambahkan gula atau ekstrak vanili lebih banyak untuk mengubah rasanya. Gunakan ini sebagai alat pembelajaran! Anda tidak hanya dapat menelusuri sejarah dari es krim, namun juga menggunakan eksperimen untuk mengajarkan anak-anak tentang ilmu pengetahuan di balik es, garam, dan reaksi eksotermik mereka. Anda dapat menggunakan kantong sampah dan membuat banyak es krim dengan kantong tersebut namun Anda mungkin membutuhkan lebih dari satu orang untuk membuatnya. Anda dapat menggunakan piping bag dengan ujung bintang dan menekan es krim keluar dalam bentuk spiral. Anda dapat menggunakan kaleng kopi besar sebagai pengganti kantong plastik. Kaleng ini jauh lebih besar, sehingga resep tersebut mungkin akan dibuat dua kali atau tiga kali lipat sehingga prosesnya memakan waktu lebih lama. Namun sebagai bonus, anak-anak dapat menggelindingkan kaleng tersebut di lantai. Iklan Peringatan Anak-anak mengonsumsi bahan-bahan yang tidak di dalam adonan mentah. Juga, kemungkinan tersedak benda/bahan-bahan kecil dalam botol ekstrak vanili atau botol perasa makanan lainnya! Iklan Hal yang Anda Butuhkan Handuk atau sarung tangan Gunting opsional Sendok 100 gr garam batu 1 kantong pecahan es batu 1 kantong plastik yang dapat disegel kembali berukuran 500 ml 1 kantong plastik yang dapat disegel kembali berukuran 3,8 liter Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?
Membuat Es Krim Dengan Cara Sistem Koloid Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Sel-sel udara yang ada berperanan untuk memberikan texture lembut pada es krim tersebut. Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu dingin dan terlalu berlemak. Es krim tidak lain berupa busa gas yang terdispersi dalam cairan yang diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es krim tampak sebagai wujud yang padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak ada lima komponen penyusun, yaitu krim, skim, air, gula, dan stabilizer. Kadar air dalam es krim antara 60-62%, jika air terlalu banyak maka es krim menjadi kasar, jika air terlalu sedikit maka es krim akan menjadi terlalu padat. Untuk bisa creamy, 60-62% itu sudah ukuran yang teruji. Dengan demikian maka kadar bahan kering adalah 38-40%. Es krim dengan kandungan udara lebih banyak akan terasa lebih cair dan lebih hangat sehingga tidak enak dimakan. Bahan penstabil dalam pembuatan es krim merupakan koloid hidrofilik yang dapat menurunkan konsentrasi air bebas dengan menyerap air tersebut sehingga akan mengurangi kristalisasi es, memperkecil kristal es, dan dapat meningkatkan kehalusan tekstur. Jenis-jenis penstabil yang biasa digunakan dalam frozen dessert terbagi menjadi beberapa kategori yaitu a protein misalnya gelatin, b plant exudates misalnya arabic, ghatti, karaya, dan tragacant ums, c sed gums misalnya locust carob bean, guar, dan psyllium, d microbial gums misalnya xanthan, e seaweed extract misalnya agar, alginat, dan karagenan, f pectin misalnya low dan high methoxyl, g selulosa misalnya Carboxy Methyl Cellulose CMC, dan lain-lain. Membuat ice cream menggunakan metode kondensasi Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada umumnya dilakukan dengan cara kimia dekomposisi rangkap, hidrolisis, dan redoks atau dengan penggatian pelarut. Cara kimia tersebut bekerja dengan menggabungkan partikel-partikel larutan atom, ion, atau molekul menjadi pertikel-partikel berukuran dan kandungan es krim Es krim tidak lain berupa busa gas yang terdispersi dalam cairan yang diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es krim tampak sebagai wujud yang padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak ada empat komponen penyusun, yaitu padatan globula lemak susu, udara yang ukurannya tidak lebih besar dari 0,1 mm, kristal-kristal kecil es, dan air yang melarutkan gula, garam, dan protein susu Gambar 1. Berbagai standar produk makanan di dunia membolehkan penggelembungan campuran es krim dengan udara sampai volumenya menjadi dua kalinya disebut dengan maksimum 100 persen overrun. Es krim dengan kandungan udara lebih banyak akan terasa lebih cair dan lebih hangat sehingga tidak enak dimakan. Bila kandungan lemak susu terlalu rendah, akan membuat es lebih besar dan teksturnya lebih kasar serta terasa lebih dingin. Emulsifier dan stabilisator dapat menutupi sifat-sifat buruk yang diakibatkan kurangnya lemak susu dan dapat memberi rasa lengket. Peran emulsifier Metode sederhana pengadukan dan pendinginan secara serempak ini ternyata menimbulkan masalah lain. Krim pada dasarnya terdiri atas globula kecil lemak yang tersuspensi dalam air. Globula-globula ini tidak saling bergabung sebab masing-masing dikelilingi membran protein yang menarik air, dan airnya membuat masing-masing globula tetap menjauh. Pengadukan akan merusak membran protein yang membuat globula lemak tadi kemudian dapat saling mendekat. Akibatnya, krim akan naik ke permukaan. Hal seperti ini diinginkan bila yang akan dibuat adalah mentega atau minyak, tetapi jelas tidak diinginkan bila yang akan dibuat es krim. Penyelesaian sederhananya adalah dengan menambahkan emulsifier pada campuran. Molekul emulsifier akan menggantikan membran protein, satu ujung molekulnya akan melarut di air, sedangkan ujung satunya akan melarut di lemak. Lecitin, molekul yang terdapat dalam kuning telur, adalah contoh emulsifier sederhana. Oleh karena itu, salah satu bahan pembuat es krim adalah kuning telur. Selain itu, dapat digunakan mono- atau di-gliserida atau polisorbat yang dapat mendispersikan globula lemak dengan lebih efektif. 2. Tujuan l Mengaplikasikan prinsip koloid dalam pembuatan es krim l Mengetahui cara membuat es krim dengan cara yang sederhana 3. Bahan • 500 cc susu segar • 200 gr gula pasir • 2 buah avokad yg sedang besarnya • 20 gr maizena, larutkan dengan sedikit air • 2 sdt kopi instan, cairkan dengan 3 sdm air panas Cara kerja Air susu dan vanili dipanaskan di atas api sampai mendidih. Sementara itu, telur ayam dikocok dengan gula sampai putih berbusa, lalu tuangi satu cangkir air susu panas terus diaduk sampai homogen. Campuran pada 2 kemudian dituangkan dalam sisa susu yang masih panas, terus diletakkan di atas api sambil diaduk-aduk sampai menjadi adonan yang kental, lalu lekas diangkat dari api, jangan ditunggu hingga mendidih. Adonan yang telah diangkat dari api, kalau perlu ditambah zat warna kuning, lalu biarkan dingin sambil kadang-kadang diaduk. Adonan es yang telah dingin dimasukkan dalam tempat yang terbuat dari aluminium, lalu dimasukkan dalam freezer pendingin, kemudian lemari es ditutup. Tiap setengah jam adonan es harus diaduk merata supaya esnya tidak kasar, kalau ada mixer, adonan yang mulai mengental diaduk dengan mixer sampai merata, kemudian dimasukkan lagi dalam freezer.
cara membuat es krim dengan sistem koloid